Mayang Madu yang Mensyiarkan Islam dari Jawa

Tari mayang madu adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Lamongan, Jawa Timur. Tari mayang madu adalah jenis tari yang dapat ditampilkan baik secara tunggal, kelompok, maupun massal. Tari mayang madu adalah sebuah tarian yang bernuansa islami, karena menceritakan tentang perjalanan wali songo dalam menyebarkan agama islam di Pulau Jawa, khususnya di Lamongan yaitu Sunan Drajat. Kala itu, penyebarnnya dilakukan melalui kesenian yang salah satunya melalui musik. Musik yang dipakai adalah gamelan, gamelan Sunan Drajat dikenal dengan sebutan gamelan Singo Mengkok. Sunan Drajat menggunakan media seni dalam penyebaran islam karena pada masa itu banyak masyarakat yang menganut agama Hindu dan Budha ketika masih dalam naungan kerajaan Majapahit.

Asal mula nama tarian ini dinamakan tari mayang madu karena setelah Sunan Drajat (Raden Qosim) memimpin dan membarikan teladan yang baik kepada masyarakat di Desa Drajat Paciran, akhirnya Sultan Demak yaitu Raden Patah memberikan gelar kepada Sunan Drajat yaitu Sunan Mayang Madu. Sehingga untuk mengenan jasa – jasa Sunan Drajat, tarian khas daerah Lamongan ini bernama Tari Mayang Madu.

Dalam tari mayang madu, penari menggunakan busana berupa kerudung , hiasan kerudung, anting – anting, baju berlengan panjang, sabuk, epek, kemben, rok panjang, dan celana. Tari mayang madu snagat kental dengan nilai – nilai islami karena alur musik dalam tarian ini juga terdapat pujian – pujian atau sholawat – sholawat dan selain itu juga menggunakan alat musik berupa rebana dan gamelan yang disebut Singo Mengkok. Sifat tarian ini juga lemah lembut, gemulai, dan juga rias wajah cantik karena berkarakter putri.